Aplikasi VWOM apakah penipuan? Pertanyaan ini semakin sering muncul setelah berbagai laporan mengungkap modus operandi penipuan berkedok investasi saham melalui aplikasi tersebut. Grup WhatsApp bernama Vanguard, yang dipimpin oleh mentor bernama Bambang Suryo Prasetyo, diduga menggunakan aplikasi ini untuk menipu para anggotanya. Mereka mengklaim memiliki afiliasi dengan Vanguard Group USA, pialang internasional ternama, untuk menarik korban. Artikel ini akan membahas secara rinci bagaimana penipuan ini berlangsung, dampaknya, dan cara melindungi diri agar tidak terjebak.

Modus Operandi Penipuan
1. Rekrutmen melalui Media Sosial
Modus ini dimulai dengan rekrutmen calon korban melalui iklan di Instagram. Korban diajak bergabung dalam grup WhatsApp bernama Vanguard yang mengklaim sebagai perwakilan resmi dari Vanguard Group USA. Nama besar perusahaan ini digunakan untuk membangun kepercayaan dan meyakinkan calon korban.
2. Tahap Awal: Investasi Saham Lokal
Setelah bergabung, korban diarahkan untuk membeli saham di Bursa Efek Indonesia melalui aplikasi Stockbit. Mentor memberikan rekomendasi saham yang benar-benar naik (scalping), menciptakan kesan bahwa mereka memiliki strategi investasi yang andal dan terpercaya.
3. Transisi ke Aplikasi VWOM
Setelah beberapa hari, korban diminta mengunduh aplikasi VWOM dan membuka akun dompet untuk membeli saham. Pada tahap ini, korban diarahkan membeli saham jenis Auto Reject Atas (ARA), Agreement Trade (AT), atau saham IPO di India. Mentor juga mengklaim bahwa saham IPO ini memiliki potensi keuntungan besar.
4. Skema Penipuan Mulai Terungkap
- Awalnya, korban melihat saldo mereka di aplikasi VWOM bertambah, dan dana dapat ditarik. Hal ini menciptakan rasa percaya.
- Mentor kemudian meminta korban menambah dana (top-up) untuk memenangkan saham IPO. Sistem alokasi saham IPO diatur secara otomatis sehingga saldo korban selalu kurang, memaksa mereka untuk terus menambah dana.
5. Kredit Skor dan Top-Up Berulang
Jika korban tidak menambah dana, skor kredit mereka di aplikasi akan berkurang. Tanpa skor kredit minimal 100 (senilai Rp 10 juta per skor), dana tidak dapat ditarik. Korban dipaksa membeli skor kredit tambahan agar dapat melanjutkan transaksi atau menarik saldo mereka.
6. Alasan Pajak Fiktif
Ketika korban ingin menarik dana, aplikasi meminta pembayaran pajak sebesar 5% dari keuntungan. Namun, tidak ada dokumen resmi yang mendukung klaim ini. Dalam praktik investasi yang sah, pajak jual-beli saham sudah dipotong langsung oleh broker saat transaksi dilakukan.
Dampak Kerugian
Korban melaporkan kerugian besar akibat skema ini. Salah satu korban mengungkap total kerugian sebesar Rp 242 juta, yang terdiri dari:
- Dana top-up: Rp 192 juta
- Denda skor kredit: Rp 50 juta
- Permintaan pajak tambahan: Rp 75 juta (tidak dibayarkan)
Meskipun saldo akun VWOM korban menunjukkan nilai Rp 1,6 miliar, dana tersebut tetap tidak bisa dicairkan. Semua komunikasi dilakukan melalui WhatsApp tanpa dokumen resmi, memperkuat dugaan bahwa ini adalah skema penipuan.
Tanda-Tanda Penipuan
- Klaim Afiliasi yang Tidak Terbukti: Mengatasnamakan perusahaan besar tanpa bukti resmi.
- Komunikasi Tidak Profesional: Semua informasi disampaikan melalui WhatsApp tanpa adanya dokumen tertulis atau perjanjian resmi.
- Janji Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat: Penawaran ini sering menjadi ciri khas modus penipuan.
- Permintaan Top-Up Berulang: Alasan-alasan baru digunakan untuk meminta korban terus menambah dana.
- Pajak Fiktif: Meminta pembayaran pajak tanpa dasar hukum atau dokumen pendukung.
Cara Menghindari Penipuan Seperti Aplikasi VWOM
1. Periksa Kredibilitas Platform
Pastikan aplikasi investasi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga resmi lainnya. Platform yang sah biasanya memiliki izin operasional dan transparansi yang jelas.
2. Verifikasi Afiliasi Perusahaan
Jangan mudah percaya klaim afiliasi tanpa bukti kuat. Selalu lakukan pengecekan terhadap klaim yang dibuat oleh pihak platform atau mentor.
3. Waspadai Janji Keuntungan Besar
Investasi yang sah tidak pernah menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Modus ini adalah tanda klasik skema penipuan.
4. Gunakan Platform Resmi dan Terpercaya
Hindari transaksi melalui aplikasi atau grup yang tidak dikenal. Pilih platform yang memiliki reputasi baik dan diakui secara resmi.
5. Lakukan Riset Mendalam
Cari tahu ulasan dari pengguna lain dan pelajari rekam jejak platform investasi. Informasi ini dapat membantu Anda mengenali tanda-tanda penipuan.
Penutup
Aplikasi VWOM dan grup WhatsApp Vanguard adalah contoh nyata bagaimana penipuan berkedok investasi dapat menimbulkan kerugian besar bagi korbannya. Penting bagi kita semua untuk tetap waspada dan berhati-hati saat memilih platform investasi. Jangan mudah tergiur dengan janji keuntungan besar tanpa memastikan kredibilitas pihak yang menawarkan. Jika Anda merasa menjadi korban, segera laporkan ke pihak berwenang untuk mencegah lebih banyak korban berjatuhan.